Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
Bakteri yang ditemukan oleh seorang bernama Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Dan kebanyakan E. Coli tidaklah berbahaya, tetapi beberapanya seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan hal buruk seperti keracunan makanan serius pada manusia. Sehingga dapat menyebabkan diare.
Salah sumber bakteri ini yaitu seperti pada daging yang belum masak, contohnya daging hamburger yang belum matang.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika, yang biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.
Kondisi buruk yang mengharuskan untuk segera menemui dokter:
Bakteri yang ditemukan oleh seorang bernama Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Dan kebanyakan E. Coli tidaklah berbahaya, tetapi beberapanya seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan hal buruk seperti keracunan makanan serius pada manusia. Sehingga dapat menyebabkan diare.
Salah sumber bakteri ini yaitu seperti pada daging yang belum masak, contohnya daging hamburger yang belum matang.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika, yang biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.
E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
E. coli sejenis bakteri yang juga umum ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri E. coli kebanyakan tidak berbahaya. Meski begitu, sebagian di antaranya bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi serius.
Escherichia coli (E. Coli) yang mengacu pada sekelompok bakteri, biasanya ditemukan dalam makanan dan air.
Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri E. coli timbul saat melepaskan racun yang dinamakan "Shiga", yang kemudian membuat penderitanya sakit.
Adapun yang paling beresiko terkena serangan bakteri E. coli adalah Anak-anak, dan orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
Peyebab bakteri masuk ke tubuh manusia.
Melalui makanan terkontaminasi.
Ini yang paling sering terjadi, seperti mengonsumsi daging giling yang tercemar bakteri E. coli dari usus binatang, meminum susu yang mentah atau produk makanan mentah, seperti sayuran bayam dan selada.
Melalui air yang terkontaminasi.
Kotoran manusia dan binatang dapat mencemari air tanah dan air yang ada di permukaan. Rumah dengan sumur pribadi memiliki risiko lebih besar akan tercemar bakteri E. coli, hal itu jika tidak memiliki sistem pembasmi bakteri.
Kolam renang ataupun danau yang terkontaminasi dengan kotoran dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri E. coli.
Kontak langsung dari orang ke orang.
Orang yang lupa mencuci tangan setelah buang air besar, maka ini hal yang keterlaluan karena dapat menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh orang lain atau juga makanan.
Kontak dengan binatang.
Ini sering terjadi pada orang yang memelihara hewan peliharaan, serta orang yang bekerja dengan binatang, utamanya sapi, kambing dan domba, yang mmberikan resiko infeksi bakteri E. coli.
Sehingga sangat disarankan pada orang-orang yang bekerja dengan binatang, atau berada di lingkungan yang banyak binatang, harus rajin-rajin mencuci tangan hingga bersih.
E. coli secara umum tidak menyebabkan masalah bagi hewan, tapi ketika kotoran atau sumber air dari hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, apabila sampai kontak dengan manusia maka infeksi dapat kemungkinan terjadi.
Kebanyakan orang yang terinfeksi E. coli karena memakan makanan yang terkontaminasi, seperti susu yang tidak dipasteurisasi, atau air yang tidak dimasak. Selain itu, daging mentah juga dapat membawa E. coli.
Akan tetapi banyak orang yang berpikir bahwa daging mentah merupakan penyebab terbesar dari E. coli, dan ini tidaklah benar.
Di dalam sebuah penelitian, ternyata diketahui bahwa sumber yang paling umum atau sering menyebabkan seseorang terinfeksi E coli adalah makanan laut.
Bakteri E. coli sangat sulit dibunuh kecuali dengan memasak makanan sampai matang.
Gejala-gejala dari seseorang yang terkena infeksi E. Coli
Gejala infeksi bakteri E. coli umumnya terlihat setelah 3-4 hari tubuh terserang bakteri, tetapi tubuh akan mulai merasa sakit pada 1 hari hingga 1 minggu (terkadang lebih dari 1 minggu) kemudian.
Berikut gejala-gejala yang terasa akibat tubuh terinfeksi E. coli:
Gejala-gejala tersebut seringnya bertahan sekitar 1 minggu apabila tidak terjadi masalah komplikasi, pada beberapa infeksi E. coli bisa memberikan resiko sangat berbahaya.
Umumnya, orang yang terkena infeksi E. coli berisiko mengalami masalah komplikasi, lebih seringnya lagi terjadi pada anak-anak. Karena anak-anak lebih sulit bertahan menghadapi masalah kehilangan banyak cairan dan darah (karena muntah dan diare yang dialami).
Salah satu komplikasi yang dinilai berbahaya, bahkan bisa berujung pada kematian, yaitu infeksi E. coli berupa sindrom hemolitik uremik, dimana sel darah merah mengalami masalah serius, serta beresiko mengalami gagal ginjal.
Pencegahan dan solusi...
Untuk mencegah bakteri E coli memberikan dampak buruk pada tubuh, maka sangat penting mencuci tangan menggunakan sabun...
...seperti setelah menggunakan kamar kecil, setelah mengolah daging mentah, dan setelah melakukan aktivitas lainnya yang berpotensi terkontaminasi.
Untuk membunuh E. coli dalam makanan, maka pastikan Anda memasak daging sampai matang. Daging harus dimasak serendahnya sampai suhu 70 derajat Celsius.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan:
E. coli sejenis bakteri yang juga umum ditemukan di dalam usus manusia yang sehat. Bakteri E. coli kebanyakan tidak berbahaya. Meski begitu, sebagian di antaranya bisa menyebabkan keracunan makanan dan infeksi serius.
Escherichia coli (E. Coli) yang mengacu pada sekelompok bakteri, biasanya ditemukan dalam makanan dan air.
Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri E. coli timbul saat melepaskan racun yang dinamakan "Shiga", yang kemudian membuat penderitanya sakit.
Adapun yang paling beresiko terkena serangan bakteri E. coli adalah Anak-anak, dan orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
Unicef: 1,8 juta orang minum air tercemar bakteri E-coli
Hingga akhir 2015, ada 663 juta orang di dunia yang belum mendapatkan air minum dari sumber yang lebih baik. Menurut Unicef, berdasarkan data pengujian teknologi menunjukkan bahwa masih ada sekitar 1,8 juta orang yang minum air terkontaminasi bakteri e-coli. Demikian seperti yang dilansir dari viva.co.id
"Ini menunjukkan, pada air yang diminum tersebut masih terdapat materi tinja atau feses. Kondisi ini bahkan tetap terjadi di sumber air dengan pengolahan sanitasi yang lebih baik," tulis Unicef
Lainnya, bahwa masih ada 2,4 miliar orang di dunua yang tidak memiliki toilet layak, dan ada 1 miliar orang buang air besar sembarangan. Akibat dari hal ini, mengakibatkan sumber air dengan sanitasi bersih ikut tercemar.
"Kondisi musim panas dan musim hujan tetap menjadi mata pisau. Saat musim kering dan air langka, maka masyarakat beralih menggunakan air tanah yang tidak aman. Sementara itu, saat musim hujan, banjir yang menerjang akan merusak air dan fasilitas pengolahan tinja, mengakibatkan feses menyebar dan mengakibatkan wabah kolera dan diare," tulis Unicef.
Hingga akhir 2015, ada 663 juta orang di dunia yang belum mendapatkan air minum dari sumber yang lebih baik. Menurut Unicef, berdasarkan data pengujian teknologi menunjukkan bahwa masih ada sekitar 1,8 juta orang yang minum air terkontaminasi bakteri e-coli. Demikian seperti yang dilansir dari viva.co.id
"Ini menunjukkan, pada air yang diminum tersebut masih terdapat materi tinja atau feses. Kondisi ini bahkan tetap terjadi di sumber air dengan pengolahan sanitasi yang lebih baik," tulis Unicef
Lainnya, bahwa masih ada 2,4 miliar orang di dunua yang tidak memiliki toilet layak, dan ada 1 miliar orang buang air besar sembarangan. Akibat dari hal ini, mengakibatkan sumber air dengan sanitasi bersih ikut tercemar.
"Kondisi musim panas dan musim hujan tetap menjadi mata pisau. Saat musim kering dan air langka, maka masyarakat beralih menggunakan air tanah yang tidak aman. Sementara itu, saat musim hujan, banjir yang menerjang akan merusak air dan fasilitas pengolahan tinja, mengakibatkan feses menyebar dan mengakibatkan wabah kolera dan diare," tulis Unicef.
Peyebab bakteri masuk ke tubuh manusia.
Melalui makanan terkontaminasi.
Ini yang paling sering terjadi, seperti mengonsumsi daging giling yang tercemar bakteri E. coli dari usus binatang, meminum susu yang mentah atau produk makanan mentah, seperti sayuran bayam dan selada.
Melalui air yang terkontaminasi.
Kotoran manusia dan binatang dapat mencemari air tanah dan air yang ada di permukaan. Rumah dengan sumur pribadi memiliki risiko lebih besar akan tercemar bakteri E. coli, hal itu jika tidak memiliki sistem pembasmi bakteri.
Kolam renang ataupun danau yang terkontaminasi dengan kotoran dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri E. coli.
Kontak langsung dari orang ke orang.
Orang yang lupa mencuci tangan setelah buang air besar, maka ini hal yang keterlaluan karena dapat menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh orang lain atau juga makanan.
Kontak dengan binatang.
Ini sering terjadi pada orang yang memelihara hewan peliharaan, serta orang yang bekerja dengan binatang, utamanya sapi, kambing dan domba, yang mmberikan resiko infeksi bakteri E. coli.
Sehingga sangat disarankan pada orang-orang yang bekerja dengan binatang, atau berada di lingkungan yang banyak binatang, harus rajin-rajin mencuci tangan hingga bersih.
Kebanyakan orang yang terinfeksi E. coli karena memakan makanan yang terkontaminasi, seperti susu yang tidak dipasteurisasi, atau air yang tidak dimasak. Selain itu, daging mentah juga dapat membawa E. coli.
Akan tetapi banyak orang yang berpikir bahwa daging mentah merupakan penyebab terbesar dari E. coli, dan ini tidaklah benar.
Di dalam sebuah penelitian, ternyata diketahui bahwa sumber yang paling umum atau sering menyebabkan seseorang terinfeksi E coli adalah makanan laut.
Bakteri E. coli sangat sulit dibunuh kecuali dengan memasak makanan sampai matang.
Gejala-gejala dari seseorang yang terkena infeksi E. Coli
Gejala infeksi bakteri E. coli umumnya terlihat setelah 3-4 hari tubuh terserang bakteri, tetapi tubuh akan mulai merasa sakit pada 1 hari hingga 1 minggu (terkadang lebih dari 1 minggu) kemudian.
Berikut gejala-gejala yang terasa akibat tubuh terinfeksi E. coli:
- Diare (dalam beberapa kasus yang jarang, bisa menyebabkan berdarah).
- Perut terasa kram.
- Kehilangan selera makan.
- Rasa mualm bahkan bisa sampai muntah.
- Tubuh terasa demam.
- Kelelahan berlebih.
Gejala-gejala tersebut seringnya bertahan sekitar 1 minggu apabila tidak terjadi masalah komplikasi, pada beberapa infeksi E. coli bisa memberikan resiko sangat berbahaya.
Umumnya, orang yang terkena infeksi E. coli berisiko mengalami masalah komplikasi, lebih seringnya lagi terjadi pada anak-anak. Karena anak-anak lebih sulit bertahan menghadapi masalah kehilangan banyak cairan dan darah (karena muntah dan diare yang dialami).
Salah satu komplikasi yang dinilai berbahaya, bahkan bisa berujung pada kematian, yaitu infeksi E. coli berupa sindrom hemolitik uremik, dimana sel darah merah mengalami masalah serius, serta beresiko mengalami gagal ginjal.
Untuk mencegah bakteri E coli memberikan dampak buruk pada tubuh, maka sangat penting mencuci tangan menggunakan sabun...
...seperti setelah menggunakan kamar kecil, setelah mengolah daging mentah, dan setelah melakukan aktivitas lainnya yang berpotensi terkontaminasi.
Untuk membunuh E. coli dalam makanan, maka pastikan Anda memasak daging sampai matang. Daging harus dimasak serendahnya sampai suhu 70 derajat Celsius.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan:
- Cuci semua piring yang terkena kontak daging mentah menggunakan sabun antiseptik, sehingga kebersihannya terjamin penuh.
- Selalu cuci buah-buahan dan sayuran sebelum dikonsumsi, karena E. coli dapat menyebar melalui buah-buahan segar dan sayuran
- Mencuci tangan setelah menyentuh binatang.
- Diisarankan tidak mengonsumsi susu mentah.
- Orang yang sedang mengalami diare, sebisa mungkin jangan menyiapkan dan memasak makanan, karna khawatir bakteri menyebar lewat makanan.
- Jangan sampai meminum air dari kolam renang, apalagi tempat umum.
loading...
Cara mengatasi / mengobati infeksi E. coli
Infeksi bakteri E. coli mengakibatkan infeksi pada saluran pencernaan, penanganan menggunakan antibiotik dinilai banyak ahli kesehatan adalah hal yang tiak tepat, hal itu karena justru memberikan masalah komplikasi yang cukup tinggi resikonya.
Hal yang sangat disarankan adalah rajin mengkonsumsi banyak air putih, tujuannya agar dapat menggantikan cairan yang hilang karena masalah diare ataupun muntah-muntah yang dialami.
Kemudian, cukup penting untuk mengambil waktu istirahat yang diperlukan tubuh, sehingga tubuh dapat kembali pulih dengan cepat.
Untuk mengatasi dehidrasi pada anak yang terkena penyakit diare, bisa dengan menggunakan cairan oralit, yang bermanfaat untuk memulihkan cairan di dalam tubuh. Manfaat lainnya untuk menggantikan sodium, potasium, dan glukosa di dalam tubuh.
Hal yang penting diketahui, yaitu hindari memberikan obat-obatan anti-diare, karena justru mengganggu sistem pencernaan, karena obat-obatan anti-diare memberikan efek yang mencegah terbuangnya racun keluar dari dalam tubuh.
Untuk mematikan 'e-coli' tidak cukup hanya dengan merebus air dalam temperatur 100 derajat...
Dokter dari Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, Astrid Widajati Sulistomo, menjelaskan bahwa bakteri "e-coli" pada air tanah masih bisa hidup walaupun air sudah direbus terlebih dahulu. Demikian seperti yang dilansir dari ANTARA Lampung
"Untuk mematikan 'e-coli' tidak cukup dengan merebus air dalam temperatur 100 derajat, tetapi juga harus didiamkan selama 5-10 menit karena bakteri memiliki pelindung saat suhu panas," kata Astrid.
Astrid menjelaskan bahwa bakteri penyebab diare memiliki lapisan kristal yang mampu melindungi diri jika terkena panas, tetapi lapisan tersebut dapat pecah dengan sendirinya setelah 5-10 menit.
Dengan begitu, air yang baru saja mendidih belum boleh langsung diminum, walaupun sudah didinginkan dengan ditiup. Tetapi perlu ditunggu, minimalnya (paling cepat) 10 menit, baru boleh diminum.
Dokter dari Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, Astrid Widajati Sulistomo, menjelaskan bahwa bakteri "e-coli" pada air tanah masih bisa hidup walaupun air sudah direbus terlebih dahulu. Demikian seperti yang dilansir dari ANTARA Lampung
"Untuk mematikan 'e-coli' tidak cukup dengan merebus air dalam temperatur 100 derajat, tetapi juga harus didiamkan selama 5-10 menit karena bakteri memiliki pelindung saat suhu panas," kata Astrid.
Astrid menjelaskan bahwa bakteri penyebab diare memiliki lapisan kristal yang mampu melindungi diri jika terkena panas, tetapi lapisan tersebut dapat pecah dengan sendirinya setelah 5-10 menit.
Dengan begitu, air yang baru saja mendidih belum boleh langsung diminum, walaupun sudah didinginkan dengan ditiup. Tetapi perlu ditunggu, minimalnya (paling cepat) 10 menit, baru boleh diminum.
Kondisi buruk yang mengharuskan untuk segera menemui dokter:
- Sakit diare tidak membaik setelah lima hari pengoabatan
- Diare yang disertai dengan demam.
- Rasa mual bahkan muntah yang tidak hilang selama lebih dari 12 jam.
- Tubuh merasa sangat haus yang tidak normal (padahal sudah memenuhi kebutuhan cairan), dan tingkat kesadaran menurun.
- Sakit perut tidak hilang setelah beberapa lama buang air besar.
- Tinja bercampur dengan nanah atau darah.
0 komentar:
Post a Comment