Cara Pijat Oksitosin Untuk Melancarkan ASI (7 Cara Lainnya Memperlancar ASI)

Memberikan ASI adalah hal yang sangat penting bagi bayi, terutama pada bayi di bawah 6 bulan. Hormon di dalam tubuh yang berfungsi dalam produksi ASI yaitu hormon oksitosin.

Ketika lancarnya produksi hormon oksitosin, berfungsi agar sel-sel alveoli di kelenjar payudara bisa berkontraksi dengan baik. Dengan terjadinya kontraksi tersebutlah yang akhirnya bisa membuat air susu keluar.

Keluarnya air susu sebenarnya dipengaruhi sekali dari kondisi kejiwaan (psikologis) sang ibu. Ketika seorang ibu mengalami stress, khawatir, terlalu banyak pikiran, takut, cemas dan semacamnya, hal tersebut bisa berdampak pada sulitnya keluar air susu.

Adapun ketika sang Ibu merasa senang karena mendengarkan suara bayi, senang karena memikirkan bayi, melihat dan mencium bayi. Maka hal-hal seperti ini bisa membantu agar air susu ibu (ASI) keluar dengan lancar.

Hal ini berdasarkan dari sebuah penelitian, yang menyimpulkan bahwa rasa stres, depresi, cemas, bingung, dan semacamnya, bisa mengakibatkan penurunan kadar hormon oksitosin di dalam tubuh. Yang akhirnya membuat kelaurnya ASI mejadi tidak optimal.

Dengan begitu, kelaurnya ASI dipengaruhi sekali oleh keadaan psikologis dari sang ibu. Ibu yang menyusui dengan kondisi rileks dan nyaman, maka ASI bisa keluar lebih lancar.

dr. H.M. Daris Raharjo, Akp menjelaskan bahwa ada titik-titik pada tubuh yang bisa memperlancar ASI, seperti tiga titik di payudara (titik di atas putting, titik di bawah putting, dan titik tepat pada putting).

Selain itu, titik tubuh yang bisa memperlancar ASI yaitu titik di punggung tubuh yang letaknya segaris dengan payudara.

dr. H.M. Daris Raharjo adalah seorang dokter spesialis akupuntur di Rumah Sakit Umum Islam Yarsis, Surakarta.

Pijat Oksitosin
Pijat Oksitosin | Sumber gambar: Bebesymas.com

Pijat oksitosin untuk ibu menyusui bermanfaat untuk merangsang hormon oksitosin, sehingga nantinya bisa memperlancar keluarnya ASI.  Pijat oksitosin juga membuat ibu menjadi lebih nyaman dalam menyusui bayi.


Pijat Oksitosin Dipicu Oleh Sentuhan
Pijat merupakan sebuah terapi yang sudah populer di indonesia. Sekarang, juga telah ada teknik pijat oksitosin. Pijat oksitosin yaitu melakukan pijatan khusus pada punggung ibu menyusui, guna merangsang pengeluaran hormon oksitosin di dalam tubuh.

Para suami bisa memperlajari teknik pijatan ini agar nantinya bisa dipratekan pada istri. Sehingga hubungan suami-istri bisa semakin mesra dan harmonis.

Hormon oksitosin bisa bereaksi ketika mendapatkan sentuhan. Adapun hormon oksitosin sebenarnya diproduksi oleh salah satu bagian otak (yaitu hipotalamus), yang setelah itu dikeluarkan oleh kelenjar yang terletak di bagian belakang otak.

Penelitian Ilmiah Tentang Pijat Oksitosin
Manfaat pijat secara umum yaitu untuk melancarkan aliran darah, membuat timbulnya perasaan rileks, menurunkan rasa nyeri, dan menurunkan ketegangan pada otot dan saraf.

Penelitian oleh para ilmuwan menemukan bahwa memijat mampu mengurangi ketegangan syaraf, menurunkan kadar hormon pemicu stres, membantu mencegah depresi dan menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Manfaat ini diperoleh yang terutama untuk ibu menyusui setelah masa persalinan.

Pada penelitian lainnya, yang bertujuan untuk mengukur besarnya manfaat pijat terhadap tingkat hormon oksitosin dan beberapa jenis hormon lainnya di dalam tubuh.

Penelitian dengan melibatkan seratus orang partisipan. Pada penelitian, dilakukan proses pengambilan darah sebanyak dua kali.

Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah partisipan mendapatkan pemijatan yang dilakukan selama 15 menit.

Dan hasil pengecekan, menemukan bahwa pada partisipan yang dipijat mengalami peningkatan kadar oksitosin di dalam tubuhnya.

loading...

Apakah Pijat Oksitosin Aman?
Pijat Oksitosin relatif cukup aman. Dimana yang perlu diperhatikan adalah kondisi-kondisi tertentu. Ada beberapa kondisi dimana pijat oksitosin tidak boleh diterapkan pada sang Ibu menyusui, yaitu saat mengalami pembekuan darah pada pembuluh darah, mengalami kelainan perdarahan dan memiliki luka terbuka.

Hal lainnya yang membuat pijat oksitosin hendaknya jangan dilakukan adalah ketika Ibu menyusui sedang dalam masa mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Besarnya tekanan pemijatan juga perlu diperhatikan dengan baik, karena jika pemijatan terlalu keras, bisa menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada tubuh sang Ibu menyusui. Ketika pijat oksitosin menimbulkan efek samping berupa rasa nyeri, maka segera hentikan pemijatan.

Sangat disarankan pijatan oksiosin ini dilakukan oleh suami kepada Istri, yang manfaatnya sangat ampuh untuk meningkatkan hormon oksitosin.

Jeane-Roos Tikoalu menjelaskan bahwa pijat oksitosin hendaknya dilakukan oleh suami pada punggung ibu menyusui untuk meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Dengan pijatan ini juga, membuat ibu menyusui menjadi lebih rileks, nyaman dan merasa disayangi.

Jeane-Roos Tikoalu adalah seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta.

Jeane memperingatkan bahwa pijatan oksitosin cuma dilakukan setelah masa melahirkan. Jika pijat oksitosin ini dilakukan ketika masih dalam masa kehamilan maka tekanan-tekanan dari pijat tersebut akan mengakibatkan masalah kontraksi yang berdampak buruk.

Cara Pijat Oksitosin
Untuk bisa melakukan pijat oksitosin yang benar dan tepat maka disarankan untuk konsultasi kepada dokter kandungan ataupun orang yang paham tentang pijat oksitosin. Adapun dibawah ini penjelasan tentang cara pijat oksitosin secara umum, berikut langkah-langkahnya:

1. Pertama-tama Ibu duduk, bersandar ke depan, melipat lengan di atas meja yang ada dihadapannya, juga meletakkan kepala di tangan.

2. Setelah itu Ayah melakukan pemijatan di sepanjang kedua sisi tulang belakang Ibu. Pijat dengan memakai ibu jari (bisa juga memijat dengan menggunakan kepalan tangan, tinggal pilih maka yang lebih enak dan cocok).

3. Lalu pada bagian tulang belakang leher, carilah bagian tulang yang paling menonjol.

4. Maka dari titik tulang yang paling menonjol tersebut, maka turun sedikit ke bawahnya (yaitu jaraknya sekitar lebih 1-2 jari). Lalu geser kembali ke kanan dan kiri (masing-masing berjarak sekitar 1-2 jari).

5. Lalu Anda bisa memulai melakukan pemijatan dengan gerakan yang memutar, lakukan secara perlahan-lahan ke arah bawah hingga mencapai batas garis bra.

6. Tapi apabila ingin terus dipijat hingga pinggang, maka silahkan saja (bebas).

7. Lalu tekan agak kuat (jangan terlalu kuat / kencang menekan) yang membentuk gerakan melingkar kecil menggunakan kedua ibu jari. Lakukan pemijatan mulai dari leher, lalu turun ke bawah hingga ke arah tulang belikat. Umumnya pemijatan hanya dilakukan selama 3 menit saja.

Cara Lainnya Agar ASI Keluar dengan Lancar

1. Akupuntur
Dengan memberikan ASI eksklusif, berarti seorang ibu sudah memberikan yang terbaik untuk masa depan sang buah hati. Dr. H.M Daris Raharjo, Akp menjelaskan halangan utama ibu menyusui yaitu ASI yang tidak lancar, yang hal ini sangat dipengaruhi hormon prolaktin.

Selain pemijatan, ada hal lainya yang juga bisa dilakukan untuk melancarkan ASI pada ibu menyusui. Ibu menyusui bisa mengonsumsi daun katuk yang bermanfaat untuk mambantu mengeluarkan ASI dengan lancar.

Cara lainnya adalah akupuntur. Dimana Daris Rajarjo menjelaskan bahwa apabila berbagai upaya sudah dikerjakan, akan tetapi ASI tidak bisa keluar dengan banyak, maka Ibu menyusui dapat mencoba akupuntur.

Akupuntur dapat  merangsang diproduksinya hormon prolaktin dari otak, yang manfaatnya akan membuat ASI keluar dengan lancar.

Akupuntur bisa dilakukan dengan jarum, dan jika tidak mau maka bisa dengan pemijatan pada titik-titik tertentu.

Untuk titik-titik pijatan yang utama ada di bagian payudara sendiri. Tiga titik yang bisa dipijat yaitu satu titik di atas puting, satu titik tepat di puting, dan satu titik di bawah puting.

Adapun untuk melakukan akupuntur, maka harus dilakukan oleh ahlinya, tidak boleh oleh sembarangan orang.


2. Konsumsi Makanan Bergizi
Kurangnya asupan gizi bisa menyebabkan penurunan produksi dan kualitas ASI. Sehingga penting bagi Ibu menyusui agar mengonsumsi asupan yang bergizi.

Untuk memperoleh gizi tinggi maka kosumsilah ikan salmon. Di dalamnya terkandung DHA yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas ASI. Kandungan DHA juga bermanfaat untuk menurunkan resiko stres. Selain itu, hal-hal penting lainnya yang perlu Anda ketahui:
  1. Anda harus mencukupi kebutuhan minum air putih setiap hari.
  2. Konsumsi daging rendah lemak.
  3. Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang hitam dan kacang merah.
  4. Utamakan konsumsi nasi merah daripada nasi putih.
  5. Konsumsi Telur yang kaya akan vitamin D.
  6. Kosumsi sayuran berwarna hijau, seperti bayam, kangkung, brokoli, dll

3. Jangan Stres
Masalah stress dan banyak pikiran bisa menyebabkan ASI tidak keluar. Sehingga penting agar menghindari stres dan pikiran berat. Hindari memikirkan yang tidak-tidak, dan buatlah tubuh dan jiwa rileks, hal ini sangat penting.

4. Posisi Tidur yang Baik
Jangan tidur telungkup karnea dapat memberikan tekanan berat pada payudara, yang akibatnya adalah menurunkan produksi ASI.

Selain itu, hindari mengonsumsi secara berlebihan asupan kafein yang berasal dari kopi, teh dan lainnya. Dan jangan mengonsumsi minuman bersoda dan minuman beralkohol.

5. Jangan Memberikan Dot / Empeng pada Bayi yang Masih Menyusu ASI
Bagi bayi, menghisap dot dan empeng lebih mudah daripada puting yang lebih susah. Sehingga jika bayi sudah kebiasaan ngempeng dot, maka dirinya kemungkinan akan menolak puting.

Dikhawatirkan bayi ogah untuk menyusu secara langsung dari payudara karena merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara jika menyusu dari botol maka bisa mendapatkan air susu dengna mudah, dimana bayi cuma menekan sedikit saja bagian dot maka susu bisa keluar dengan mudah.

6. Hindari Pil KB
Ibu menyusui jangan menggunakan pil KB karena berdampak pada terganggunya kelancaran untuk mengeluarkan ASI.

7. Berikan Kasih Sayang yang Besar Pada Bayi
Sering-seringlah dalam berkontak kulit dengan bayi. Seperti membelai sang bayi ataupun mengajaknya berkomunikasi. Melakukan hal ini bermanfaat untuk memicu hormon oksitosin (yang banyak disebut sebagai hormon kasih sayang).
Share:

0 komentar:

Post a Comment