12 Penyebab Terkena Kanker Payudara (Gejala & Pencegahannya)

Setiap tubuh manusia sebenarnya sudah memiliki bakal sel kanker. Bakal sel kanker ini dapat terpicu oleh beberapa faktor, yang akhirnya bisa menyebabkan tubuh mengalami serangan kanker, termasuk payudara.

Penyebab kanker payudara sebenarnya masih tidak bisa untuk diketahui secara pasti. Sehingga memang agak sedikit rumit, tidak bisa di pastikan penyebab pada setiap penderita adalah sama.

Untuk penyebab yang dapat memengaruhi tingkat risiko kanker payudara, ada beberapa seperti apabila seseorang pernah mengidap kanker payudara, atau juga mengalami perubahan sifat sel kanker non-invasif yang terkandung di dalam saluran payudara menjadi sel kanker invasif...

...maka hal ini bisa berakibat pada orang yang mengalaminya terkena kanker payudara, baik itu pada bagian payudara yang sama (jika sebelumnya sudah terkena kanker) ataupaun pada payudara satunya.

Penyebab Terkena Kanker Payudara (Gejala & Pencegahannya)

Penyebab terkena kanker payudara 

#1. Benjolan jinak yang dialami
Terkena masalah benjolan jinak sebenarnya tidak serta merta membuat orang yang mengalaminya terkena kanker payudara, akan tetapi benjolan tertentu memang bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

Perubahan kecil pada jaringan payudara, seperti pertumbuhan sel yang tidak lazim dalam saluran (lobulus), bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

#2. Faktor genetika
Memiliki anggota keluarga, seperti ibu, kakak, adik atau anak, apabila ada yang mengidap kanker payudara (ovarium), maka risiko terkena kanker payudara meningkat.

#3. Faktor usia
Risiko kanker bisa meningkat seiring dengan bertambahnya usaha, dimana kanker payudara umumnya dialami oleh wanita berusia di atas 50 tahun, yaitu sekitar 80 persen.

#4. Paparan Radiasi
Paparan radiasi juga mengakibatkan meningkatnya risiko kanker payudara, paparan radasi termasuk berasal dari prosedur medis, seperti  melakukan rontgen dan CT scan.


#5. Risiko paparan estrogen
Risiko kanker payudara juga bisa meningkat akibat tingkat paparan terhadap estrogen di dalam tubuh, kondisiya yaitu: Jika seorang wanita tidak memiliki keturunan hingga usia tua...

...maka berakibat meningkatkan risiko kanker payudara karena paparan terhadap estrogen tidak terhalang oleh proses kehamilan.

Hal lainnya karena mengalami masa menstruasi yang lebih lama

#6. Akibat terapi penggantian hormon
Terapi penggantian hormon kombinasi memiliki risiko lebih tinggi dibandungkan terapi penggantian hormon estrogen.

Tetapi tetap saja, keduanya tetap meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Risiko kanker payudara meningkat seiring durasi lamanya terapi, tetapi kondisi bisa kembali normal setelah berhenti menjalaninya.

#7. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan setelah menopause bisa berakbiat pada meningkatnya produksi estrogen, yang akan membuat meningkatnya risiko kanker payudara.

#8. Konsumsi minuman keras
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 200 wanita pengonsumsi minuman keras dan 200 wanita bukan pengonsumsi minuman keras.

Hasilnya, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman keras bisa terserang kanker sebanyak tiga kali lebih besar.

Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan banyaknya jumlah minuman keras yang dikonsumsi.

#9. Merokok
Termasuk gaya hidup tidak sehat (yang tidak diragukan lagi) adalah merokok. Pada sebatang rokok mengandung banyak sekali zat beracun, dan sebagian besar dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Tidak hanya perokok aktif yang beresiko terkena penyakit kanker, tetapi juga perokok pasif bisa rentan terkena penyakit kanker tersebut.

Untuk itu, hal yang sangat penting diusahakan, agar kita semua berusaha untuk menjauhi yang namanya rokok, yang merupakan cerminan gara hidup tidak sehat.

loading...

#10. Terkena racun Pestisida
Konsumai sayur dan buah-buahan menjadi ciri gaya hidup sehat. Akan tetapi, hal ini juga bisa menjadi bumerang ketika kesalahan dalam memilih sayur dan buah yang hendak dikonsumsi.

Kandungan pestisida yang menempel pada sayur atau buah bisa berakibat timbulnya reaksi pada tubuh berupa pertumbuhan sel kanker.

Sehngga, penting untuk cerdas dalam memilih sayur dan buah yang organik, yang tidak tercemar pestisida.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari University of Liverpool menyebutkan bahwa pestisida bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

Apabila memang terpaksa membeli sayur dan buah non organik, maka dalam pengolahannya harus dicuci hingga bersih sebelumnya.

#11. Akibat implan payudara
Implan sering ditanam dalam tubuh, Tidak terkecuali di payudara. Wanita yang menggunakan implan payudara terkena resiko kanker payudara yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang tidak memakainya.

Hal ini dikemukakan oleh para peneliti dari Kanada, seperti dilaporkan dalam BMJ (British Medical Journal). medicalnewstoday.com

#12. Melakukan pekerjaan memicu kanker payudara
Beberapa penelitian yang dlakukan para ahli, menemukan adanya hubungan antara pekerjaan wanita dengan resiko kanker payudara.

Penelitian di Prancis menunjukkan bahwa hubungan antara wanita yang bekerja pada malam hari dan belum pernah mengalami kehamilan, bisa menjadi penyebab kanker payudara.

Selain itu, penelitian dari Kanada menemukan bahwa pekerjaan tertentu, bisa memungkinkan tubuh manusia kontak ke dalam karsinogen, seperti pekerjaan di bar, otomotif, perusahaan manufaktur plastik, dan perusahaan makanan kemasan (kaleng, plastik), yang memicu resiko kanker payudara.


Benarkah konsumsi kedelai memicu kanker payudara?
Dalam beberapa sumber situs kesehatan, ada yang menyebutkan bahwa kadungan di dalam kacang kedelai dapat memicu pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.

Akan tetapi, peryantaan ini dibantah oleh informasi yang terdapat di situs doktersehat.com, bahwasanya tahu, tempe, susu kedelai dan makanan lain dari kedelai adalah makanan sehat yang kaya akan vitamin E.

Banyak penelitian menemukan bahwa kedelai justsu mampu mencegah kanker, termasuk kanker payudara. Mengapa demikian?

Ternyata kedelai mengandung senyawa bernama isoflavon yang berperan sebagai estrogen ketika berada di dalam tubuh.

Sementara orang menilai bahwa kedelai bisa memicu kanker, yang berdasarkan penelitian isoflavon pada kedelai, justru memiliki pengaruh baik untuk tubuh, selama di konsumsi dalam jumlah yang tepat.

Di tahun 2008, the British Journal of Cancer menemukan fakta bahwa wanita Asia yang sering mengkonsumsi kedelai, bisa berupa tahu, tempe atau susu kedelai, memiliki lebih rendah resiko terkena kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsinya.

Di tahun 2009, American Journal of Clinical Nutrition melakukan suatu penelitian dengan melibatkan sekitar 74.000 wanita di Cina yang berusia 40-70th.

Para wanita yang mengkonsumsi kedelai setiap hari cenderung terkena kanker payudara lebih kecil, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi kedelai sama sekali.

Laporan yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association tahun 2009, para ilmuwan meneliti 5.042 peserta yang mengikuti “Shanghai Breast Cancer Survival Study”.

Hasilnya diemukan bahwa konsumsi kedelai justru dapat menurunkan risiko kekambuhan dan kematian akibat kanker payudara.

Dengan begitu, tidak perlu khawatir dalam mengonsumsi kedelai. Apalagi kedelai memiliki kandungan protein tinggi. Protein kedelai adalah satu-satunya dari jenis kacang yang mengandung susunan asam amino esensial paling lengkap.

Gejala kanker payudara

#Terdapat benjolan
Munculnya benjolan pada payudara merupakan gejala umum kanker payudara. Akan tetapi, tidak selalu benjolan pada payudara merupakan indikator pasti seseorang baru terkena kanker payudara...

...karena tanpa adanya gejala benjolan pada payudara pun, seseorang bisa saja terkena kanker payudara. Meskipun begitu, benjolan pada payudara harus diwaspadai.

Tanda benjolan yang kemungkinan kanker:
  1. Benjolan terasa keras
  2. Benjolan tidak mudah dibedakan
  3. Benjolan tetap di payudara; tidak bergerak
  4. Hanya ada satu benjolan
  5. Tidak ada benjolan yang sama di payudara sebelahnya
  6. Kulit payudara berlesung pipit
  7. Benjolan disertai dengan keluarnya cairan

Benjolan yang KEMUNGKINAN KECIL menjadi kanker:
  1. Benjolan lunak
  2. Benjolan diskrit; mudah dibedakan
  3. Benjolan bergerak di payudara
  4. Ada beberapa benjolan payudara
  5. Ada benjolan di payudara sebelahnya.
  6. Benjolan menghilang setelah siklus menstruasi

#Tektur berubah
Berubahnya tekstur payudara  bisa menjadi gejala kanker payudara, sehingga penting melakukan pemeriksaan terhadap payudara sendiri, apakah terjadi perubahan bentuk atau tidak.

#. Keluar cairan kuning
Pada penderita kanker payudara, apabila putingnya ditekan maka keluar cairan berwarna kuning seperti nanah. Gejala ini cukup jelas, sehingga untuk mengeceknya hanya perlu menekan puting secara lembut dan periksa, apakah keluar cairan seperti itu atau tidak.

#Benjolan di ketiak
Benjolan dibawah ketiak juga merupakan gejala dari kanker payudara yang umum terjadi. Segera melakukan pemeriksaan kesehatan jika mengalaminya. Bahkan, jika memungkinkan melakukan pemeriksaan USG (apabila mengalami banyak gejala kanker payudara).

#Warna berubah
Selain benjolan dan perubahan bentuk pada payudara, gejala kanker payudara lainnya adalah terjadi perubahan warna payudara. Anda bisa memeriksa payudara di depan cermin, perhatkan apakah warnanya berubah atau tidak.

#Bentuk puting berubah
Patut diwaspadai apabla puting payudara terasa gatal, bahkan juga seakan terbakar, ataupun puting seperti tertarik ke dalam.

#Keluar darah
Tidaklah normal jika puting mengeluarkan cairan seperti darah apabila tidak dalam kondisi hamil atau menyusui. Sehingga perlu diwaspadai sebagai gejala kanker payudara.

#Timbulnya kerutan
Timbulnya kerutan kecil seperti kulit jeruk pada area payudara. Kerutan tanda kanker payudara bisa dirasakan dengan tangan perbedaannya, permukan kasar dan spesifik di daerah tertentu pada kulit payudara. Biasanya kerutan ini berwarna sedikit hitam dan tidak terlalu besar lingkupnya.

Kulit payudara normal tidak memiliki kerutan, cenderung halus dan permukaan yang rata (kecuali di daerah puting).

#Nyeri tidak kunjung hilang di bagian tertentu payudara
Payudara mungkin saja terasa nyeri saat masa menstruasi ataupun ketika sedang hamil. Namun, rasa nyeri tersebut dapat hilang seiring dengan selesainya siklus yang dilalui.

Lalu bagaimana jika rasa nyeri tersebut tidak kunjung hilang? Jika memang rasa nyeri tidak kunjung hilang, perhatian apakah bagian yang nyeri tersebut terletak pada posisi yang sama atau tidak ?

jika iya, yaitu pada bagian yang sama, maka hal ini bisa menjadi ciri-ciri kanker payudara.

Apa yang harus dilakukan pada nyeri tersebut?
  1. Jangan di pencet
  2. Jangan ditempelkan dengan’minyak’ pereda nyeri
  3. Segera konsultasikan ke dokter
  4. Jangan dibiarkan terlalu lama, karena bisa sangat berbahaya

#Puting masuk ke dalam
Puting susu biasanya timbul, kalaupun sedang mengecil setidaknya akan sejajar dengan kulit. Namun sebuah keanehan jika puting susu menukik ke dalam.

Semua bagian di payudara yang menukik di dalam harus diwaspadai sebagai tanda-tanda kanker payudara.

Puting susu yang Masuk ke dalam bisa terjadi di salah satu bagian saja, ataupun di kedua-duanya.

#Gejala kanker payudara lainnya:
  1. Terdapat cekungan seperti lesung pipi pada payudara>
  2. Pembengkakan di area ketiak
  3. Sebagian area payudara membengkak dan berwarna merah
  4. Jika puting ditarik, putik tidak segera kembali ke bentuk normal, melainkan mengendur
  5. Timbul rasa sakit setelah puting ditarik
  6. Benjolan atau kulit yang menebal di payudara

#Ketika kanker telah menyebar, maka akan mempengaruhi bagian lain di tubuh, sehingga timbul gejala lainnya (selain di organ payudara) yaitu:
  1. Nyeri tulang
  2. Mual
  3. Penyakit kuning
  4. Kehilangan nafsu makan
  5. Penurunan berat badan
  6. Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura)
  7. Sesak napas
  8. Sakit kepala parah dan tidak lekas sembuh
  9. Batuk
  10. Penglihatan ganda
  11. Kelemahan otot tubuh

Pencegahan kanker payudara

#Hindari minuman alkohol
Hampir semua penelitian mengungkapkan bahwa minum minuman alkohol meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Wanita yang minum 2-5 gelas alkohol dalam sehari terekna risiko 1.5 x lipat dibandingkan wanita yang tidak mengkonsumsi alkohol.

Mengapa alkohol berpengaruh pada perkembangan kanker payudara ? menurut peneliti seperti yang dikutip dari dailymail, alkohol dapat meningkatkan kadar hormon estrogen, salah satu hormon yang mempercepat pertumbuhan sel kanker payudara. Dailymail.co.uk

#Menjagar berat badan
Menjaga berat badan (agar tidak mengalami kegemukan) menjadi cara ampuh dalam mencegah dan menghindari kanker payudara...

...bahkan beberapa jenis kanker lainnya juga bisa diturunkan resikonya dengan mengatur berat badan yang ideal.

#Olahraga secara teratur
Olahraga menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kanker terutama payudara. Olahraga dapat menurunkan tingkat sirkulasi estrogen di dalam tubuh.

Seseorang yang tidak pernah olahraga maka tingkat estrogen di dalam tubuh bisa tinggi, yang memicu munculnya penyakit kanker payudara.

Olahraga yang baik untuk mencegah kanker payudara, yaitu jenis olahraga yang mampu mengeluarkan toxin (racun) dari dalam tubuh, dalam jumlah yang signifikan.

Olahraga juga mengaktifkan fungsi syaraf dan otot tubuh, untuk mencegah kanker payudara.

#Jangan Merokok
Terlepas dari semua studi yang menemukan hubungan antara resiko kanker payudara dengan merokok, sangat penting diketahui bahwa bahaya merokok bukanlah omong kosong, tetapi benar-benar nyata bahayanya.

Segala jenis penyakit berbahaya dan kanker menjadi tinggi resikonya akibat merokok.

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa kandungan zat berbahaya di dalam rokok sangat berkaitan dengan berbagai jenis kanker.

Penelitian lainnya menemukan bahwa ASI pada perokok wanita juga dapat terkontaminasi.

#Menyusui
Menyusui tidak hanya bermanfaat bagi si bayi, tetapi Ibu atau orang yang menyusui mendapatkan manfaat besar. Penelitian telah menemukan keterkaitan langsung antara menyusui terhadap menurunnya resiko kanker payudara.

Menurunnya resiko kanker payudara, (diklaim oleh para peneliti) karena adanya keterkaitan antara aktivitas menyusui dengan kestabilan tingkat estrogen, sehingga memperkecil risiko kanker.

#Hindari Radiasi
Ada berbagai jenis radiasi yang bisa mengenai tubuh, seperti saat pemeriksaan medis, seperti CT Scan, pemeriksaan MRI, dan rontgen. Selain itu, risiko kanker payudara juga meningkat jika radiasi sinar X dilakukan di dada wanita berusia 20 tahun ke bawah.

#Usahakan menghindari terapi hormon pasca menopause
Penggunaan terapi hormon sering dilakukan untuk mengatasi sulit tidur, cepat marah, dan faktor lain yang disebabkan menopause.

Kombinasi terapi hormon estrogen dan progestin dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, disarankan tidak mengambil terapi hormon lebih dari 5 tahun. Saran dokter selama melakukan terapi secara mendetil sangat diperlukan.

#Hindari konsumsi Pil KB
Beberapa pil KB memiliki kandungan estrogen yang memicu resiko kanker payudara. Studi telah menunjukkan hasil, bahwa perempuan yang mengkonsumsi pil KB memiliki risiko lebih tinggi di bandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi.

Risiko ini akan hilang seiring dengan dihentikan penggunaan pil KB.

#Usahakan melahirkan anak (saat di bawah 30 Tahun)
Wanita yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun memiliki kecenderungan risiko lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang melahirkan di atas 30 tahun.

Namun faktor melahirkan bisa berbeda, sesuai dengan jenis kanker yang ada.

Cara mencegah kanker payudara yang beredar di masyarakat
Selain berbagai cara di atas, terdapa beberapa informasi yang beredar di masyarakat guna mencegah kanker payudara, walaupun belum teruji secara detil akan kebenarannya. Tetapi ada baiknya unuk mempertimbangkannya (selama tidak memberikan dampak negatif), berikut di bawah ini:
  • Mengkonsumsi makanan yang bergizi, serat dan buah buahan yang kaya vitamin.
  • Melakukan diet rendah lemak.
  • Hndari penggunaan deodoran
  • Hindari lingkungan yang terpapar bahan kimia
  • Hindari aborsi
  • Hindari bekerja pada malam hari.
  • Hindari penggunaan BH yang ketat

Untuk Informasi mengenai pengobatan kanker payudara, kunjungi halaman situs terpecaya Alodokter.com

Share:

0 komentar:

Post a Comment